JIKA

Jika kau mencintaiku kerana sifatku yang ceria
Menjadi semangat yang menyala di dalam hati mu
Kemudian aku bertanya
Bila keceriaan itu kelam dirundung duka
Seberapa muram cintamu kan ada?

Jika kau mencintaiku karena kecantikanku
Menyejukkan setiap mata yang memandangnya
Kemudian aku bertanya
Saat kecantikan itu memudar ditempuh usia
Seberapa pudarkah kelak cintamu padaku?

Jika kau mencintaiku karena ramah hatiku
Memberi kehangatan dalam setiap sapaanmu
Kemudian aku bertanya
Kiranya keramahan itu tertutup kabut prasangka
Seberapa mampu cintamu memendam praduga?

Jika kau mencintaiku karena cerdasnya diriku
Membuatmu yakin pada putusanku
Kemudian aku bertanya
Ketika kecerdasan itu berangsur hilang menua
Seberapa bijak cintamu tuk tetap mengharapku?

Jika kau mencintaiku karena kemandirian yang ku miliki
Menyematkan rasa bangga mu yang mengenalku
Kemudian aku bertanya
Jika di tengah itu rasa manjaku tiba menyeruak
Seberapa tangguh cintamu tuk tetap bersamaku?

Jika kau mencintaiku karena tegarnya sikapku
Menambatkan rasa kagum pada kokohnya pertahananmu
Kemudian aku bertanya
Andai ketegaran itu rapuh diterpa badai
Seberapa kuat cintamu bertahan?

Jika kau mencintaiku karena pengertian yang ku berikan
Menumbuhkan ketenangan karena kepercayaan yang ku tanam
Kemudian aku bertanya
Kelak pengertian itu tertelan oleh ego sesaat
Seberapa kau mampu mengerti cinta ini?

Jika kau mencintaiku karena luasnya danau kesabaranku
Menambah dalamnya rasa cinta semakin kau mengenalku
Kemudian aku bertanya
Mungkin kesabaran itu mencapai batas membendung kesalahanku
Seberapa besar cinta mampu memaafkan?

Jika kau mencintaiku karena keteguhan imanku
Bagai siradj yang benderang mengantarkan cahaya
Kemudian aku bertanya
Kala iman itu jatuh menurun
Seberapa berkurang akhirnya cintamu padaku?

Jika kau mencintaiku karena
Ku yang tlah kau pilih sebagai cinta yang kan kau pegang sepanjang hayat
Kemudian aku bertanya
Pun hati ini tergoncang
Seberapa mantap cinta ini tuk tetap setia?

Andai sejuta alasan tak cukup
Untuk membuat cinta ini tetap bersama diriku
Maka biar kupinta satu alasan tuk menjaga cinta ini….

Aku ingin kau cintai karena Allah..
Karena Dia kan selalu ada tuk menjaga
Maka cintaku kan tetap utuh dan setia
Hingga kelak, ku tak mampu lagi mencintaimu
Karena cintaku berpulang pada-Nya..

Persahabatan..

Dear my lovely blog…
Kemarin tanpa sengaja menemukan buku di deretan buku2 yang disewakan Mahasiswaku di Kampus. Judulnya “Teen Love on Friendship”..Tempat penyewaan buku yg kerap kusinggahi selepas ngajar di kelas, lumayan lah bisa membaca buku dengan harga sewa 3000 rupiah selama 2 hari, soalnya beberapa bulan ini aku tak pernah lagi menambah koleksi bukuku, so..menyewa buku bisa mengobati rasa rinduku dengan bacaan2 baru meskipun sebenarnya buku2 yang tersedia di situ sudah bukan lagi terbitan baru…hehehe.
Kembali ke judul buku tadi “Teen Love on Friendship”, sempat dikritik sama salah seorang Mahasiswaku tatkala melihatku memegang dan membaca sepintas buku itu. Katanya, “Kak, buku itu ‘kan bacaan untuk anak remaja (“Teen”) koq dibaca sama Kakak sih?..’kan Kakak bukan remaja lagi”..hahaha 😦
Sambil senyum saya menjawab “Jangan lihat judulnya, tapi apa yang bisa dipetik di dalamnya”…seperti kata pepatah itu tuh..”Don’t judge the book by it’s cover”, hihiihi… :p
Melihat tebalnya lembaran2 buku ini, aku tak yakin mampu menyelesaikan bacaan dalam waktu 2 hari karena ternyata materi bahan ajarku untuk pekan ini belum semuanya selesai kususun, hehe…alhasil buku ini hanya tergeletak manis di mejaku, tapi karena awal membuka buku ini isinya kuanggap menarik, aku menyempatkan diri untuk membuka dan membacanya…..
Di dalamnya kutemukan banyak Bab tentang persahabatan, seperti judunya sendiri, dan tanpa sadar membawa ingatanku pada salah seorang sahabat lamaku, sahabatku yang mungkin selalu jadi tempatku bercerita, mengeluh, bahkan tak malu lagi jika harus menangis menumpahkan masalahku padanya. Namun ada yang berbeda sekarang, entah kenapa dia terasa jauh :(…ada hal yang membuat kami tak seakrab dulu yang sampai saat ini aku pun tak tahu apa itu *berpikir keras*
Jika berbicara tentang dirinya mungkin akan menghabiskan berlembar2 kertas, hehehe *sedikit lebay :p………..tapi yang kutahu dia itu: asyik, menyenangkan, penuh perhatian, dewasa, meski kadang bikin kesal dan menjengkelkan :p.., aneh, unik, langka (cocoknya ditaro d museum aja kali…hahah..pisss ^^v).

Heyyy..kamu, sahabatku yang entah di mana rimbanya, tulisan ini spesial untukmu plus puisi yang kukutip dari buku ini sendiri..

Persahabatan
By: Carol Elaine Faivre-Scott

Kita semua punya tempat tersembunyi
jauh dalam relung diri;
Tempat kita bersembunyi,
Untuk merenung,
Untuk bersendiri, menjadi diri sendiri.

Tempat unik ini, tempat kita bertatap muka dengan rasa terdalam kita,
Menjadi gudang segenap asa,
Segenap pinta, segenap mimpi,
Segenap ketakutan yang bisu,
Merangkum intisari diri dan hasrat ‘tuk menjadi sosok yang kita damba.

Namun sesekali, terencana atau tak terduga
Seseorang menemukan jalan masuknya
Dan terizinkan ia ‘tuk menengok, merasa, membagi
Segenap alasan, segenap keraguan
Segenap ledak rasa yang tersimpan.

Ia tambahkan sudut pandang baru dunia tersembunyi,
Dan, dalam tenang, berjenak di sudutnya sendiri di tempat istimewa kita,
Tempat sebagian dirinya tinggal selamanya.

Dan kita panggil ia sahabat.
🙂

PIC

Inci, Kak Ria, Me, wiwi

Dear Blog…
Siapa yang kamu percaya untuk menceritakan keluh kesahmu atau berbagi suka dan dukamu? Mungkin ada yang menjawab “Ibu”, “sahabat” atau “pacar”? hehehe. Aku salah satu orang yang senang membaginya dengan sahabat…
Tapi adakah orang di dunia ini yang tak memiliki sahabat??…Mungkin

Berbicara tentang teman berbagi, aku memiliki mereka.
Siapa mereka??..
Mereka yang selalu mau menemani saat senang dan dukaku, meski kami punya pandangan yang kadang berbeda…tapi perbedaan itu indah bukan?

Aku..mereka..kami
PIC (Partner In Crime), hehehe..entah sejak kapan tiga huruf ini jadi simbol kami. Terdengar sedikit menggelitik untuk empat orang perempuan tangguh. Hmmm..tangguh? mungkin ada yang bertanya: setangguh apa?, sudahlah..sangat panjang untuk diceritakan detailnya di sini, hehe..

Dan..mereka adalah:
Surya Ningsi, biasa disapa “Inci”
Anak seorang Ustadz dari keluarga Ulama yang berprofesi sebagai Dosen agama di salah satu perguruan tinggi Negeri di Makassar, kini mengikut jejak Ayahnya jadi dosen juga..
Cerdas..anti nyontek..ini yang kutahu darinya sejak sama-sama duduk di bangku kuliah, tak heran jika IPKnya di atas rata2.
Atas rekomendasinya pula lah aku diterima menjadi salah satu dosen kontrak di Universitas tempatnya mengabdi.
Very high quality jomblo, hidupnya tak pernah dibebani soal asmara. Santai, cuek..soal pria idaman?? Prinsipnya “yang penting saya suka, kelebihan dan kekurangan urusan belakangan”..hehehe, prinsip yang sangat sederhana.
Kami berdua lahir di bulan dan tahun yang sama, cuman bedanya aku lahir 3 hari lebih cepat.

Kak Haeria, akrab disapa “Kak Ria”
Kakak kami, meski perbedaan umur yang cukup jauh, kami tak pernah mempersoalkan itu. Bahkan karena dia lah kami punya seseorang yang lebih dewasa, yang selalu memberikan nasehat dan saran pada kami.
Loyal, baik hati, cerdas..berprofesi sabagai Dosen juga, dan di Kampus termasuk salah satu dosen yang disegani (*atau ditakuti yah???) hihihi…
Very high quality jomblo juga sebelum-sebelumnya, tapi alhamdulillaah kurang dari dua bulan ke depan akan melepas status jomblonya. Tuhan telah mempertemukannya dengan seseorang yang siap jadi Imamnya. Semoga diantara kami yang tersisa juga segera menyusul (*mupeng) hahahaha.
Next..
Alwiyah Nur Syarif, sapaannya “Wiwi” atau “Bunda”
Paling bontot..tapi koq disapa Bunda yah??..yaa itu sapaan dari teman2 seangkatannya yang juga menular sampai ke junior2nya di kampus. Senior yang cukup disegani di kampus dan style pakaiannya yang sering bergamis membuat predikat itu tambah lekat, hehe…
Multi talent..jago ngeMC, mulai dari MC acara pernikahan sampai tahlilan meski kadang makan hati karena honornya tidak dibayarkan, huhuhu…pandai main biola, nyanyi, aktif di teater dan yang terakhir, dia lagi sibuk2nya mengembangkan bakatnya di bidang tata rias wajah.
Soal asmara?? Sejak tergabung di PIC, dia sudah mempunyai tambatan hati..seorang guru musik, pemain biola. Tapi ternyata takdir menguji mereka berdua..sang guru musik mendapat pekerjaan dikontrak oleh salah satu sekolah musik ternama di Indonesia untuk bertugas di Kalimantan selama 2 tahun..membuat si adik bontot kami menangis bombay melepas kepergiannya (*kayak di sinetron saja).
Kami juga lahir di bulan yang sama lho..cmn dia lebih muda dua tahun.

The Last…
Me..
Sudah banyak kuceritakan tentang diriku di tulisan pertamaku di blog ini..
Masih aku yang dulu, yang punya segudang cita-cita..yang akan selalu haus akan ilmu..yang punya semangat besar tapi fisik yang lemah, hehehe.
Soal asmara?? Entahlah..antara ada dan tiada, tergantung dari sudut mana kamu, atau mereka mau memandang, yang kadang masih hidup di dunia mimpi menantikan “Prince Charming” berkuda putih datang menjemput…hahaha (*klo ini kayak di dongeng).

So far..percaya atau tidak, aku kagum dengan mereka bertiga..
Perempuan2 hebat di mataku..dulu, sekarang, dan semoga nanti… 

Wisuda Ketigaku

Toga di wisuda ketiga 🙂

Dear blog..apa kabar? Lama tak kuisi dengan tulisan, sangat lama bahkan.
Pertengahan tahun 2012 tepatnya 20 Juni 2012, kumenorehkan lagi satu momen penting dalam hidupku, wisuda untuk ketiga kalinya. Alhamdulillaah kuberhasil menyelesaikan studi di Program Pascasarjana Unhas Program studi Magister Imu Farmasi dengan nilai tesis A. Sebenarnya wisudaku bisa lebih cepat dari ini (bulan Maret) tapi karena penundaan pelaksanaan ujian tutup akhirnya tertunda juga wisudanya..tapi its ok, saya masih bisa jadi lulusan tercepat di angkatanku (Alhamdulillaah lagi… 1 tahun 5 bulan  ) hehe..dan tentu saja, masih dengan kondisi fisik yang harus diajak untuk bisa kompromi. Salah satu penyemangat untuk bisa menyelesaikan studi secepatnya terlebih untuk membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah suatu penghalang untuk membuatmu tetap bisa menjadi yang terbaik.
Menyandang gelar baru mungkin suatu kebanggan bagi banyak orang, tapi tidak untukku. Apa yang telah kuperoleh saat ini kuanggap suatu tanggung jawab baru, tanggungjawab atas ilmu yang telah kuperoleh…

Puas hanya sampai di sini? Saya rasa belum..bahkan rasanya ilmu yang kuperoleh masih sangat kurang, masih perlu banyak belajar lagi dan Insya Allah di kesempatan berikutnya jika Tuhan berkenan, kuberniat untuk terus menimba ilmu dan tentu saja mengamalkannya .

Berbagi….mungkin salah satu cara agar ilmu yang telah diperoleh tidak stag disitu saja. Menjadi salah satu tenaga pengajar di Universitas kujadikan sebagai wadah untuk mengembangkan, membagi dan mengaplikasikan ilmuku, dan yang terpenting semoga bisa menjadi amal jariah .

So…what next?
Belajar..belajar..dan belajar..pengennya sih belajar ke luar negeri, hehehehe….Aamiin.

Lepas Rindu…^^, apa kabar Blog????

With staf Dosen Farmasi UIN Alauddin Makassar.......

With teman2 Pasca..kiri: Wiwi, Tengah: Inci, Kanan: Me and K' Zul

Dear blogger…..

Baru nulis di blog lagi, bukan karena tidak sempat tapi belum ada bahan yang ingin diceritakan, lumayan lama juga sih…..

Banyak moment yang terlewatkan sejak dari tulisan terakhirku di blog ini. Tulisan terakhir yang kutulis saat masih menikmati masa-masa istirahat di rumah, memulihkan kembali kondisi kesehatan untuk bangkit lagi meraih cita-cita masa depanku…

Alhamdulillaahi Rabbil’alamin….

Keinginan dan tekad kuat serta semangat yang tak pernah padam membuatku mampu berada di titik pencapaian seperti saat ini. Kini kukembali menapakkan kaki di kota Makassar, melanjutkan studi S2 di Pascasrjana Farmasi Unhas. Dunia kampus yang entah mengapa selalu kurindukan untuk berada di dalamnya. Satu semester yang disibukkan dengan rutinitas kuliah tanpa terasa telah terlewati dengan pencapaian IP yang tidak mengecewakan. Tawaran mengajar di salah satu Universitas Islam Negeri di Makassar pun datang tanpa terduga-duga, membuatku harus mampu membagi waktu antara kuliah dan bekerja…Yah, pengalaman menjadi seorang Dosen untuk pertama kalinya. Belajar untuk bisa menjadi tenaga pengajar yang baik, menerapkan ilmu yang kuperoleh selama duduk di bangku kuliah dan ilmu yang kuperoleh secara otodidak….

Baru kurasakan betapa sulitnya mencari uang sendiri, jarak kampus tempatku menuntut ilmu dan tempatku membagikan ilmu sungguh bukan jarak yang dekat, dengan sesekali harus menantang teriknya panas matahari dan menerobos guyuran hujan deras, tapi kurasakan itu sebagai suatu kebahagiaan tersendiri…i love this job ^^

Disamping rutinitasku sebagai mahasiswa, saat ini kumasih harus menjalani fisioterapi kembali di Rumah Sakit. Penyakit beberapa waktu yang lalu masih menyisahkan efek gangguan propriosepsi, gangguan koordinasi, dan gangguan keseimbangan di kaki kananku…berharap tahun ini kumampu untuk bisa berlari kembali, satu hal yang mungkin aku pun sudah lupa bagaimana cara melakukannya, hehehe….

Well………..hanya ini yang bisa kutuangkan di tulisan kali ini, semoga kedepannya tetap bisa konsisten mengisi blog ini dengan tulisan-tulisan ala saya sendiri ^_^v

Tulisan yang mungkin akan berisi curahan hati kehidupan sehari-hari, hehe…

They called it Spondylitis Tb

Ini kisahku setahun yang lalu, saat kesabaranku sebagai seorang hamba ALLAH diuji….ujian yang diberikan lewat suatu penyakit. Penyakit yang dalam dunia medis disebut Spondylitis Tb….

Spondylitis TB….

Spondilitis tuberkulosa atau dikenal juga dengan

Tuberkulosis tulang belakang adalah suatu penyakit infeksi oleh kuman Micobacterium tuberculosis yang menyerang tulang belakang. Kuman ini menyerang terutama di daerah paru yang penderitanya banyak sekali kita temui di Indonesia. Ternyata dalam perjalanannya, kuman ini tidak hanya menyerang paru, tetapi juga diketahui menyerang tulang belakang. Spondilitis tuberkulosa dikenal juga sebagai penyakit Pott, paraplegi Pott. Nama Pott itu merupakan penghargaan bagi Pervical Pott seorang ahli bedah berkebangsaan Inggris yang pada tahun 1879 menulis dengan tepat tentang penyakit tersebut. Penyakit ini merupakan penyebab paraplegia (Kelumpuhan) terbanyak setelah trauma, dan banyak dijumpai di Negara berkembang. Spondilitis ini paling sering ditemukan pada vertebra T8-L3 dan paling jarang pada vertebra C1-2.

Basil TB masuk ke dalam tubuh sebagian besar melalui traktus respiratorius. (saluran pernapasan). Basil TB dapat tersangkut di paru, hati, usus, limpa, ginjal dan tulang. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dorman, tertidur lama selama beberapa tahun. Vertebra merupakan tempat yang sering terjangkit tuberkulosis tulang.

Tuberkulosis pada vertebra (tulang belakang) dapat pula memberikan komplikasi, ialah paraplegia (kelumpuhan pada bagian bawah badan), umumnya disebut Pott’s Paraplegia. Komplikasi ini disebabkan karena adanya tekanan pada Medulla Spinalis. Adapun pathogenesis dari proses ini dapat dijelaskan sebagai berikut : tekanan dapat berasal dari proses yang terletak di dalam canalis spinalis (saluran tempat keluarnya saraf). Jika di dalam canalis spinalis ada proses tuberculose yang terletak pada corpus bagian belakang yang merupakan dasar dari canalis spinalis, maka proses tadi menimbulkan pengumpulan nanah/jaringan granulasi langsung menekan medulla spinalis. Dalam hal ini meskipun nanah hanya sedikit, akan tetapi cukup untuk memberikan tekanan yang hebat pada Medulla Spinalis.

Gejala-gejala klinik

  1. badan lemah atau lesu
  2. Nafsu makan berkurang
  3. Berat badan menurun
  4. Suhu sedikit meningkat terutama di malam hari
  5. Sakit pada punggung yang terlokalisir
  6. Bengkak pada daerah paravertebral
  7. Paraplegia (kelumpuhan/kelemahan pada bagian bawah tubuh), gangguan fungsi buli-buli dan anus

Begitulah kira-kira uraian singkat tentang penyakit yang kuderita. Penyakit yang mulai kurasakan di saat-saat akhir akan menyelesaikan program studi Apoteker.

September-Oktober 2008…….

Kurasakan sesuatu yang lain di daerah tulang belakangku, tak senormal biasanya..terdapat tonjolan tulang yang terasa nyeri saat teraba. Dengan inisiatif seorang teman, aku diminta untuk memeriksakan keadaan ini pada dokter ahli tulang. Tanpa berpikir dua kali aku lalu mengunjungi rumah sakit dan berkonsultasi dengan dokter …..Aku diminta oleh dokter melakukan foto x-ray (roentgen) untuk melihat apa sebenarnya yang terjadi di daerah itu. Hasil foto memperlihatkan terdapat suatu fraktur kompressi (keretakan akibat tekanan), aku sendiri heran mengapa terjadi keretakan padahal aku tak pernah mengalami trauma atau benturan keras di daerah itu. Setelah mengingat dan mengingat….Ya ALLAH, aku memang pernah mengalami insiden kecil 3 tahun lalu…insiden kecil yang tak kusangka akan berakibat fatal bagi tubuhku. Aku pernah terjatuh dari tangga rumah kost tempatku tinggal. Dokter berasumsi bahwa inilah penyebab keretakan tulang belakang yang kualami, trauma lama yang baru terasa sekarang. Tak puas hanya pada hasil foto x-ray, aku kemudian berkonsultasi lagi ke dokter ahli bedah tulang belakang (Dokter yang menanganiku sampai sekarang, dr. Karya Triko, Sp.B.OT. Spine)….Oleh dokter aku disarankan lagi untuk melakukan CT-scan (pengambilan gambar yang lebih jelas dari foto x-ray), setelah melakukan CT-scan, hasilnya mengejutkan…dokter mencurigai ada timbunan cairan di daerah tulang belakangku segmen torakal 5-7, pemeriksaan tingkat lanjut pun kujalani lagi, kali ini dengan foto yang lebih canggih dari CT-scan, namanya MRI (Magnetic Resonance Imaging)…MRI ini dapat mencitrakan gambar sampai ke saraf tubuh. Dari hasil pemeriksaan terakhir tampak lebih jelas suatu timbunan cairan yang menyelimuti vertebra torakal 6 ku, tampak pula sedikit penekanan saraf di daerah itu. Untuk mengantisipasi dan mengetahui apakah cairan itu hanya infeksi akibat timbunan nanah atau tumor, aku harus menjalani biopsi (operasi pengambilan sedikit jaringan tubuh atau cairan untuk mempertegas suatu penyakit)…Jadilah, dibawah penanganan dokter ahli bedah tadi, aku menjalani operasi dan sempat dirawat selama 2 minggu di rumah sakit sambil menunggu hasil pemeriksaaan biopsi. Hasil laboratorium patologi anatomi menyimpulkan bahwa aku menderita ”osteomyolitis” (radang pada jaringan tulang). Dari sini aku bersyukur karena hanya peradangan, bukan tumor seperti prediksi awal. Radang yang masih dapat diobati dengan menggunakan antibiotik.

Hari-hari pasca operasi dengan kondisi tubuh yang belum normal sepenuhnya, aku berusaha untuk tetap konsen menyelesaikan studi apoteker ku yang tinggal beberapa bulan lagi sambil sesekali melakukan check up ke dokter. Memang saat itu sudah tidak ada kuliah lagi, tinggal menyelesaikan beberapa laporan sebagai syarat kelulusan. Tak mudah menyelesaikan semua laporan dan merangkumkan nilai untuk ujian ditengah kondisi yang kurasa tak pernah membaik pasca operasi itu, tapi semangat yang kupunya dapat mengalahkan semua itu. ALLAH masih memberi sisa kekuatan untukku dapat bertahan, juga memberiku Dosen pembimbing yang tidak memberatkan penyelesaian laporanku (Terima kasih untuk Bapak/Ibu Dosen Pembimbingku)…

Januari 2009…….

Ditengah kesibukan merangkumkan semua nilai yang harus deadline awal Februari nanti, terasa lagi sesuatu yang lain pada tubuhku. Ya ALLAH…kali ini kurasakan kaki kananku tak bertenaga, tak sanggup menopang tubuhku terlalu lama. Kupikir hanya kelelahan otot yang mungkin dapat sembuh dengan obat. Kembali ku berkonsultasi dengan dokter…pemberian beberapa macam obat cukup mampu menghilangkan sedikit rasa lemah di otot kaki ku…tapi yang namanya obat, hanya bersifat simptomatik (meringankan gejala), tak serta merta menghilangkan penyebabnya. Kondisi ini bertambah parah saja kurasakan sampai akhirnya aku berhasil melewati ujian Apoteker dan prosesi penyumpahan Apoteker awal Maret 2009.

Maret 2009……

Tepatnya 25 Maret, aku mengikuti upacara wisuda bersama teman-teman yang lain. Momen yang seharusnya menjadi saat yang menggembirakan itu tak berlaku buatku, seandainya ada pilihan untuk bisa tidak menghadiri prosesi ini, mungkin aku memilih untuk tidak hadir saja. Kenapa?…yahhh..karena saat itu bukan saja kaki kananku yang kurasa tak punya tenaga lagi untuk melangkah, kaki kiriku pun mulai mengalami hal yang serupa, tapi kupikir momen ini adalah bukti pencapaianku menjalani studi Apoteker selama 2 semester, lagipula kedua orangtuaku hadir untuk menyaksikan acara ini, meskipun aku tak lagi dapat mempersembahkan predikat lulusan terbaik fakultas seperti wisuda S1 tahun lalu tapi predikat cum laude berhasil kutuliskan di ijazahku……semoga mereka (orangtuaku) bangga dengan hasil ini.

Di hari yang sama setelah melalui serangkaian acara wisuda, untuk kesekian kalinya aku kembali berkonsultasi dengan dokter yang menanganiku. Kuceritakan semua keluhanku dan akhirnya aku disarankan lagi untuk melakukan foto MRI seperti waktu itu…..tiga hari kemudian hasil MRI nya keluar Setelah melihat dan membaca hasilnya, dokter mendiagnosa aku terserang penyakit  ”Spondylitis Tb”……..

Ya ALLAH…cobaan apa lagi ini? Inikah jalan-Mu untuk menguji kesabaranku???..Aku terserang Tb padahal kutak pernah punya riwayat penyakit ini. Dari penjelasan dokter kuperoleh keterangan bahwa meskipun kita tidak mempunyai riwayat Tb sebelumnya tapi jika kondisi tubuh serta sistem imun kita melemah maka kuman ini akan dengan mudah berkembang biak karena pada dasarnya setiap orang memang memiliki kuman Tb dalam tubuhnya, hanya saja kuman ini berada dalam keadaan dorman (tidur/istirahat). Begitu ada picuan seperti penurunan aktivitas imun tadi atau keadaan lingkungan yang tidak memungkinkan maka kuman Tb akan dengan mudahnya aktif dan menyerang tubuh kita, dan itulah yang terjadi padaku….mengingat bahwa kuman ini telah menyebabkan kerusakan yang parah di tulang belakangku (hasil MRI memperlihatkan terjadi penekanan saraf yang sudah sangat parah serta segmen torakal 6 ku yang sudah hancur akibat serangan kuman Tb) maka terapi obat Tb saja tidak cukup untuk menyembuhkannya. Satu-satunya jalan terakhir adalah menjalani operasi pembersihan dan pengangkatan segmen tulang belakangku yang telah hancur itu, sebab bila dibiarkan berlanjut mungkin saja aku akan mengalami kelumpuhan seluruh anggota tubuh. Subhanallaah……kuasa-Mu ya ALLAH, aku hanya dapat menerima semua yang telah Kau gariskan untukku. Keputusan untuk menjalani operasi kuambil tanpa berpikir panjang, tentunya denga segala resiko terbesar yang mungkin akan terjadi. Jadwal operasiku kemudian ditentukan……..dua minggu ke depan. Sebelum itu aku diwajibkan mengkonsumsi OAT (Obat Anti Tb: kombinasi INH, Rifampisin, Pirazinamid, dan Etambutol) untuk ”memayungi” tubuhku saat operasi nanti……..

April 2009…….

Tak sampai 2 minggu mengkonsumsi OAT, aku kewalahan…tubuhku tak sanggup lagi menerima sejumlah obat yang masuk. Reaksi efek samping mulai tampak berupa mual, dan penurunan nafsu makan. Keadaan ini makin memperparah aku, kondisi tubuhku mengalami penurunan drastis, lemas tak bertenaga bahkan untuk sekedar mencerna makanan saja sudah tak sanggup. Aku dilarikan ke UGD RS. Wahidin Sudiro Husodo. Dokter mengambil keputusan agar aku menjalani opname hingga tiba hari operasi nanti (padahal jadwal operasi masih 9 hari lagi). Beberapa hari menjelang operasi aku melewati serangkaian pemeriksaan seperti pemeriksaan darah lengkap termasuk  mempersiapkan kebutuhan untuk operasi (beberapa kantong darah)

15 april 2009……

Tibalah hari itu, dalam kondisi setengah bagian tubuhku ku yang mulai lumpuh aku memasuki kamar operasi, tak ada ketakutan apapun mengingat ini kali kedua aku menjalani operasi meskipun operasi kali ini beresiko sangat besar. Perdarahan hebat bisa saja terjadi bahkan lebih parah dapat terjadi henti napas, tapi semuanya kuserahkan pada Yang Di Atas…aku hanya dapat bertawakkal, berdo’a memohon agar tangan-tangan dokter yang mengoperasiku diberi kemudahan dan kelancaran dalam menjalankan tugasnya. Do’a orang-orang di sekitarku termasuk orangtua, keluarga, sahabat, dan teman-temanku tak henti mengiringi bahkan mereka dengan setianya menunggu aku sampai selesai menjalani operasi………

Tujuh jam lamanya, waktu yang dibutuhkan tim medis untuk melaksanakan tugasnya. Selama itu pula aku dibawah pengaruh obat-obat anestesi. Operasi besar itu sempat membuat keadaanku kritis, saat semuanya telah selesai, aku lalu menjalani perawatan intensif di ruang ICU selama satu malam. Saat pengaruh obai anestesi mulai berkurang, aku sadar dari tidur panjang…..kudapati tubuhku bagai seonggok batang kayu. Ya ALLAH…kali ini aku betul-betul lumpuh total, penekanan saraf yang terjadi saat operasi berlangsung membuat kedua kakiku tak mampu kugerakkan sama sekali. Kali ini aku hanya mampu bertahan dengan peralatan medis, tabung dan selang oksigen, kabel-kabel penghubung monitor, serta selang infus di kedua kaki dan tanganku. Sungguh, saat itu aku merasakan sangat dekat dengan maut….seandainya ALLAH menghendaki saat itu juga, mungkin Dia bisa saja mengambil nyawaku dalam sekejap. Tapi ALLAH masih sayang kepadaku, aku mampu bertahan dengan segenap kekuatan yang masih tersisa….

Setelah melewati saat-saat kritis di ruang ICU, aku dikembalikan ke kamar perawatan. Dokter lalu memberitahu serangkaian operasi yang telah kujalani, satu ruas tualng belakangku yang hancur (segmen torakal 6) kini telah diangkat. Sebagai penopang ruas tulang yang lain, dokter  memasang dua buah plat logam titanium dengan jumlah baut 8 buah. Subhanallaah….di ruas tulang belakangku kini terpasang logam, hal yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Logam ini akan kembali dilepas 2 tahun kemudian saat ruas tulang yang diangkat itu berganti dengan tulang yang baru. Selesai menjalani operasi tak lantas membuat perjuanganku untuk sembuh berhenti di sini, karena dari sini lah semuanya baru akan dimulai………..Hari berganti hari, minggu berganti minggu tak terasa hampir 2 bulan lamanya aku menjalani perawatan di rumah sakit dengan kondisi kedua kaki yang lumpuh, fungsi saraf sensorik dan motorik yang terganggu hingga fungsi urinasi dan defekasi pun ikut terganggu. Aku dirawat layaknya seorang bayi yang tak mampu berbuat apa-apa, dirawat dengan penuh kesabaran oleh kedua orangtuaku yang tak sedkitpun menampakkan wajah-wajah lelahnya, oleh perawat-perawat rumah sakit dengan senyum ramahnya serta motivasinya untuk kesembuhanku. Hari-hari yang kulalui bertemankan dinding dan plafon rumah sakit, jauh dari kehidupan luar yang sempat terlupakan olehku. Sesekali ku menghirup udara segar dan menatap langit di luar kamar saat menuju ruang fisioterapi yang letaknya tak jauh dari kamar perawatanku. Di ruang fisioterapi ini otot-otot kaki ku mulai dilatih untuk bergerak, aku dilatih bagaimana posisi duduk, berdiri dan berjalan. Perawatan bulan berikutnya dan seterusnya kujalani di rumah, 6 bulan dengan semua aktivitas yang hanya mampu kulakukan di tempat tidur. Tiga kali seminggu aku mengunjungi rumah sakit untuk menjalani fisioterapi, dengan bantuan kursi roda tentunya (eh,…kursi roda ini diberikan saudara-saudaraku CApSULE beberapa minggu sebelum aku keluar dari rumah sakit, sebuah surprise buatku…bukti keinginan besar mereka untuk melihatku sembuh seperti sedia kala……love u all). Bulan ke-8 mulai tampak kemajuan dari hasil fisioterapi, aku sudah mulai dapat melangkah selangkah demi selangkah, mulai melepaskan diri dari kursi roda dan mulai berjalan menggunakan walker (alat bantu berjalan berupa tongkat berkaki empat). Tapi kakiku belum mampu menopang tubuhku terlalu lama, waktu duduk pun kubatasi karena nyeri di daerah bekas operasi, sehingga aktivitasku masih kulakukan di tempat tidur…………..

Siapapun yang melihatku hanya mampu menampakkan gurat sedih dan kasihan, seakan tak percaya seorang yang mereka banggakan selama ini hanya mampu terbaring lemah di tempat tidur. Tak jarang ada air mata dari tatapan itu……………Kadang aku tak kuasa membalas tatapan mereka, dan melihat air mata mereka, seakan aku tak punya harapan lagi untuk pulih …..sebegitu menyedihkannya kah aku? Sungguh, aku tak senang dikasihani…aku saja yang berada dalam kondisi seperti ini tak pernah merasa sedih, tak pernah menyesal dan mengeluh dengan apa yang sudah ditakdirkan ALLAH padaku. Siapa pun orangnya tak mungkin ingin berada dalam keadaan seperti ini, tapi kita tak punya kuasa atas apapun. Kita ibaratnya bermain di suatu peran dalam sandiwara yang skenarionya telah disusun rapi oleh Sang Sutradara…yah ALLAH…sebaik-baik perancang…..semua berjalan atas kehendak-Nya.

Kawan……..

Hidup itu bagaikan roda, ada saat kita di atas dan ada saatnya pula kita di bawah. Apa yang kualami saat ini kuanggap bahwa aku tengah berada di putaran roda paling bawah, tak selamanya akan seperti ini. Seberat apapun cobaan yang kita hadapi tak mesti membuat kita putus asa, selagi masih ada harapan untuk terus berjuang dan memperbaiki keadaan. ALLAH saja tak pernah memutuskan harapan hamba-Nya, lalu patutkah kita berputus asa????. Setumpuk asa, semangat dan harapan yang mulai kubangun dari diriku sendiri cukup ampuh membantuku menghadapi cobaan besar ini. Takkan pernah ada kata menyerah.!!!!!!

Kawan……..

Di balik setiap kejadian akan ada hikmah dan pelajaran yang sangat-sangat berharga. Banyak pelajaran yang kuperoleh yang mungkin tak akan kudapatkan bila cobaan besar ini tak menimpaku. Pelajaran tentang bagaimana itu ikhlas, bersabar, dan bersyukur. Hal yang kadang sulit kita lakukan……..Alhamdulillaah, ketika ALLAH memberikan cobaan yang sangat besar, Dia pun memberiku kesabaran yang tak kalah besarnya. Keikhlasan untuk menerima tanpa mengeluh dan kesyukuran masih diberi kesempatan untuk melanjutkan hidup, kesyukuran untuk setiap nikmat yang telah diberikan……

Kini ku hanya mampu untuk terus berdo’a dan berusaha. Meminta diberi kesembuhan dengan kedua kaki yang berfungsi normal, meskipun sudah setahun lebih ALLAH belum menghendaki kaki ku normal lagi tapi aku yakin suatu saat jika waktunya telah tiba ALLAH akan mengembalikannya. Ku yakin ALLAH akan selalu menjawad do’a-do’a hamba-Nya…tidak selalu dengan YA tapi selalu dengan YANG TERBAIK, saat kita memang sudah siap dan sudah pantas untuk menerimanya………….

Terima kasih untuk semua dukungan dan do’a sahabat, teman-teman dan keluarga yang datang padaku…..terkhusus untuk kedua orangtuaku yang telah berkorban banyak tenaga, pikiran dan materi untukku…tak akan mampu ku membalas semuanya….terima kasih yang sebesar-besarnya untuk dr. Karya Triko, Sp.B.OT.Spine. atas kesediaannya menangani ku melawan penyakit ini……Ibu/bapak dan kakak-kakak di bagian fisioterapi yang tanpa bosan-bosannya melatihku mengembalikan kekuatan kaki ku….

Semoga tulisanku kali ini dapat menginspirasi siapa saja yang membacanya………

Kesehatan itu mahal, maka jagalah ia sebelum masa sakit menghampirimu………..

See u at next posting…..

CApSULE = My Second Family

Tulisan kali ini special kudedikasikan buat teman-temanku, sahabatku, keluarga keduaku CApSULE^04. Ini berarti aku akan mencoba mengflashback 6 tahun lalu, masa ketika aku baru saja berstatus sebagai mahasiswa Farmasi Universitas Hasanuddin. Agustus 2004, kali pertama aku menginjakkan kaki di lantai 4 gedung Fakultas Farmasi (Farmasi ada di lantai 4-6, jangan membayangkan ada lift, karena naik turunnya pakai tangga manual, hehe…). di sini pula aku pertama kali bertemu dengan teman-teman yang akan menjadi teman seperjuanganku melewati suka duka kuliah, teman-teman yang berasal dari dan luar daerah Sulawesi Selatan. Ibaratnya sebuah kapsul yang berisi berbagai macam bahan aktif, terbungkus dalam satu cangkang. Itulah kami………….ini pula yang mungkin menginspirasi salah satu sahabat kami mematenkan nama ini “CApSULE” untuk angkatan kami, dengan motto: “Berpikir cerdas, melangkah bijak, paten melayani” (ada-ada saja, ya….)

Di struktur organisasi angkatanku, aku dipercaya menjabat sebagai sekretaris, waktu itu bukan hasil voting sih, siapa saja yang berminat boleh mencalonkan diri dan kebetulan cuma aku seorang yang dengan pedenya mengajukan diri, jadilah aku sebagai notulen angkatan (disamping karena memang hobby menulis….hehe..). Awalnya sempat minder juga kuliah di farmasi, takut tidak mampu bersaing dengan teman-teman yang hebat-hebat dan cerdas-cerdas apalagi aku yang notabenenya masuk melalui jalur JPPB, Universitas mengharuskan mahasiswa yang lewat jalur ini memiliki IPK diatas 2,75 selama 4 semester. Jika tidak mampu mencapai IPK sekian, nasib akademikku akan berakhir dengan keterangan DO….dibilang menjadi beban juga tidak, karena justru hal ini yang memotivasiku untuk belajar lebih giat lagi, mempertahankan prestasi yang telah kuraih di bangku SMA. Alhamdulillah 4 semester berhasil kulalui dengan perolehan IPK 3,…. yang artinya nasib baik masih berpihak padaku, aku diberi kesempatan untuk terus melanjutkan studi di farmasi ini. (salut buat teman yang saat itu mampu mencapai IPK 4,00….Linda Samma, how clever you are….) juga beberapa teman lain dengan IPK menjulang di atas 3,5..Teman-teman dengan IPK tinggi namun tetap rendah hati, yang tak segan membagi ilmunya termasuk dengan aku.

Tak mudah mengenali karakter teman-teman yang berbeda-beda, apalagi dengan jumlah hampir 60 orang. Jumlah yang 85% nya didominasi perempuan (sudah tradisi kali yah..mahasiswa farmasi didominasi sama perempuan…), jumlah pria yang sedikit tak lantas menjadikan mereka tak eksis bahkan kehadiran mereka sangat dibutuhkan. Bagaimana tidak, merekalah yang mati-matian berkeliling mencari bahan praktikum yang kadangkala tak ditemukan di sekitar kampus, meski harus sampai larut malam demi kelancaran praktikum esok harinya (big thank’s for u guys…). Kehadiran praktikum yang padat pula lah yang menjadikan kami dapat saling mengenal satu sama lain, lebih dapat membentuk kekompakan dan kerja sama serta pengertian dalam satu kelompok. Ikatan kuat yang masih tertanam sampai sekarang, saat kami sudah tidak berstatus mahasiswa lagi.

Sibuknya jadwal praktikum yang hampir tiap hari seringkali membuat kami tak punya cukup waktu untuk mereview materi kuliah yang disampaikan oleh Dosen. Waktu kami banyak tersita dengan menyelesaikan setumpuk laporan praktikum yang harus deadline sebelum praktikum berikutnya. Alhasil, menjelang ujian semester kami kalang kabut mempelajari semua materi kuliah. Ritual SKS (Sistem Kebut Semalam) pun diterapkan. Syukur-syukur bahan yang akan dipelajari ada (karena ada juga teman-teman yang ogah-ogahan mencatat materi kuliahnya Dosen, lebih mengandalkan insting….hehehe), kalau tidak ada, barulah proses pencarian dimulai…..dimulai dari meminjam catatan teman atau paling praktis, mengcopynya di Bang Aco’ (nama pemilik mesin fotocopy di kampus..apa kabarnya yah sekarang? Masih eksis kah…..???).

Begitulah hari-hari kami….selama kurang lebih 4 tahun, berkutat dengan lab…lab…dan lab…kadang diselingi tangis dan tawa. Tawa bahagia karena mampu melewati segudang praktikum serta nilai yang memuaskan di tiap mata kuliah maupun tangis karena batal praktikum (dengan bermacam alasan…dari alasan yang kompleks seperti laporan tidak ACC, gagal respon masuk, buku referensi yang tidak lengkap sampai alasan yang sepele….tidak memakai papan nama atau masker saat praktikum).

Tak banyak waktu buat refreshing……hanya sesekali diselingi acara makan bareng yang dipelopori teman-teman yang merayakan ulang tahun atau mengadakan acara bakti sosial bersama.

Meskipun aku dan dua orang temanku termasuk yang lebih dahulu menyelesaikan studi S1, yang membuatku tak bersama mereka lagi, tapi perhatian mereka tak pernah berkurang. Terbukti saat aku menjalani perawatan hampir 2 bulan di rumah sakit, teman-teman yang saat itu kebetulan menjalani kegiatan PKP Rumah Sakit (salah satu program mata kuliah profesi Apoteker) di RS yang sama tempatku dirawat, tak bosan-bosannya mengisi dan menemani hari-hariku, meski hanya sekedar datang menanyakan kabar atau mengajak ngobrol. Sungguh, hal yang sangat berarti buatku ditengah rasa bosan yang kadang menghampiri.

Mereka….temanku, sahabatku, keluarga keduaku….

Sangat ingin mengulang kebersamaan dengan kalian, kebersamaan yang tak akan terlupa seumur hidupku…

Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.

Dan dia menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih….
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.

Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “Tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “Ya”.
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; kerana tanpa ungkapan kata, dalam persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.

Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta , tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.

Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Kerana dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.

Kahlil Gibran

Terima kasih, sahabatku………

About Me

Me.....

Salam kenal,…….

Ada pepatah yang bilang ”tak kenal maka tak sayang”, maka sebelum ku berlanjut dengan tulisan-tulisanku di blog ini, aku akan sedikit bercerita tentang diriku….

Afrisusnawati Rauf, nama yang diberikan oleh kedua orang tuaku. Kata orang, nama adalah do’a tapi sampai sekarang aku tak tahu apa arti namaku (ada yg bisa bantu cari artinya????…). banyak yang mengira aku dilahirkan di bulan April meski sebenarnya aku dilahirkan di bulan Januari tepatnya di penanggalan 20, hari senin pukul 10.00 WITA dua puluh empat tahun silam. Di sebuah Desa dengan background dataran tinggi, cuaca yang dingin dan masih jauh dari infeksi polusi udara perkotaan, terletak sekitar 30 km sebelah Barat dari kota tempatku bermukim sekarang.

Oh ya, akan kuceritakan sedikit tentang kota ku ini. Kalau melirik ke peta Sulawesi Selatan, dia berada di bagian selatan pulau ini…Bulukumba, kota yang terkenal dengan julukan ”Butta Panrita Lopi” yang artinya kurang lebih adalah ”tanah tempat orang-orang yang pandai membuat perahu”….Perahu? Yaa..Perahu Pinisi. Tahu ’kan, Perahu Pinisi adalah salah satu perahu yang sangat terkenal di zaman dahulu kala, zaman ketika masih marak-maraknya peperangan dan perdagangan antar pulau. Perahu dengan bentangan layar raksasanya yang mampu mengarungi lautan samudera sampai ke belahan benua-benua besar di dunia. Masyarakat Bulukumba sendiri berlatar belakang Pelaut, secara wilayah Bulukumba berbatasan dengan laut. Ada lagi satu yang menarik dari kota ku ini, objek wisata pantainya yang menjadi salah satu sumber investasi terbesar. Pemandangan pantai pasir putih Bira, letaknya kurang lebih 40 km sebelah timur kota Bulukumba. Hamparan pasir putih di sepanjang pantai yang indah ini serta lokasinya yang berdekatan dengan pusat pembuatan perahu pinisi mampu menarik minat wisatawan dalam dan luar negeri untuk datang ke tempat ini. Berminat??? Ayo silakan datang (Promosi nih yeee, hehe…).

Mungkin suatu saat di catatan yang lain akan kuceritakan lebih detail lagi tentang pasir putih Bira dan pesona-pesona pantainya serta beberapa tempat yang menarik untuk dikunjungi. Well,.. Kembali ke tujuan semula, memperkenalkan diri……aku anak pertama dari tiga bersaudara, terlahir sebagai anak pertama mungkin yang membuat karakterku keras, mandiri, tertutup dan sedikit egois (setidaknya ini yang kupalajari tentang diriku selama ini). Masa kecil menginjak remaja tak banyak kuhabiskan dengan bermain bersama teman-teman. Aku lebih senang stay di rumah, bergulat dengan buku-buku yang memang sudah menjadi sahabat setiaku sampai saat ini. Sahabat yang tak pernah protes dan tak pernah bosan dengan apapun yang ingin kucurahkan. Dari hobby membaca ini, mengantarkanku menjadi salah satu siswa dengan kemampuan akademik lebih dari teman-teman lain di sekolah. Sering diikutkan berbagai lomba tingkat sekolah sampai tingkat Kabupaten dengan perolehan peringkat yang tak pernah keluar dari urutan 1-3. Peringkat kelas urutan pertama tak pernah lepas dari tanganku sejak kelas 1 sampai kelas 6 SD. Begitupun saat menginjak bangku SMP dan SMA, aku masih tetap mampu mempertahankan prestasiku meskipun sudah sangat banyak saingan (di SMP dan SMA sempat menduduki peringkat 2 di kelas). Alhamdulillah dengan pencapaian prestasi ini, aku berhasil mendaftar dan menjadi salah satu mahasiswa jurusan Farmasi Fakultas MIPA (waktu itu Farmasi masih dibawah naungan fakultas MIPA) Universitas Hasanuddin tahun 2004 melalui jalur JPPB (Jalur Pemanduan Potensi Belajar) atau istilah lainnya bebas tes. Jalur seleksi ketat yang diperebutkan banyak siswa berprestasi lainnya. Kenapa farmasi??? Entahlah,…keputusan terakhir yang kuambil karena dari sekian program studi yang ditawarkan lewat jalur JPPB waktu itu, tak satupun temanku yang berminat di bidang ini, semua telah mengisi pendaftaran program studi lain termasuk kedokteran yang sudah menjadi cita-citaku sejak kecil. Aku termasuk pendaftar yang terakhir, dan yang tersisa tinggal farmasi saja. Aku mencoba mencari sedikit info tentang program studi ini, not bad lah….dapat dikatakan merupakan profesi kedua setelah Kedokteran dan memang pengetahuanku saat itu tentang farmasi sangat-sangat kurang, jadilah aku memutuskan untuk terjun di bidang ini setelah berkonsultasi dengan kedua orangtua ku tentunya. Mungkin saat ini aku akan merasa menyesal kalau saja dulu tidak mengambil keputusan itu karena jujur saja aku sudah terlanjur jatuh cinta sama farmasi. I proud to be a pharmacist.

Melewati aktivitas sebagai seorang mahasiswa farmasi tergolong berat, dengan segudang lab. dan laporan praktikum yang bertumpuk. Tak mesti dengan otak yang cerdas tapi lebih dari itu, dibutuhkan ketekunan, kesabaran dan kerja keras (kerja keras menyelesaikan laporan praktikum maksudnya, hehe…). tak pelak lagi, waktu yang terforsir dengan aktivitas lab. yang hampir dikata tiap hari sempat membuat kondisi fisik ku drop sampai-sampai harus keluar masuk rumah sakit (hiks..hiks..) apalagi aku memang punya riwayat fisik yang lemah, capek sedikit saja sudah membuat sistem imunku tak mampu menahan serangan ”makhluk-makhluk asing dari luar tubuh (bakteri, virus, dkk)”. Tapi tak henti-hentimya diri ini bersyukur kepada Sang Maha Pemberi Kekuatan, karena meskipun terhalang dengan sakit yang kerap menghampiri, aku tak sedikitpun tertinggal di satu mata kuliah. Semua bisa kuselesaikan dengan baik bahkan sebelum waktu yang kutargetkan (tadinya target selesai S1 paling lambat 4 tahun, alhamdulillah bisa selesai dalam kurun waktu 3 tahun 5 bulan). Bisa sedikit membanggakan kedua orangtua dengan predikat lulusan terbaik Fakultas Farmasi yang diberikan kepadaku saat prosesi wisuda oleh Rektor Universitas  Hasanuddin, 27 Maret 2008 lalu.

Perjalanan akademikku tak terhenti sampai di sini saja, karena setelah menyelesaikan studi S1 aku melanjutkan studi profesi Apoteker selama 2 semester di Fakultas dan Universitas yang sama, untuk lebih memperkuat eksistensi sebagai seorang farmasis, lebih mendalami tentang dunia dan ilmu farmasi. Berhasil terselesaikan pun tak sampai setahun, masih dengan sakit yang kadang-kadang menyapa. Bersamaan sesaat setelah wisuda kelulusan Apoteker ku, sakit yang tadinya hanya menyapa malah betah berlama-lama di tubuhku….memaksaku untuk menjalani perawatan hampir 2 bulan di rumah sakit, beristirahat total di rumah dalam kondisi kedua kaki yang lumpuh pasca operasi, memaksaku untuk menghentikan sejenak langkahku dari aktivitas akademik yang rencananya masih ingin kutempuh.

Setahun telah berlalu saat tulisan ini kubuat, setahun dengan aktivitas rutinku mengunjungi bagian fisioterapi rumah sakit dengan harapan mengembalikan lagi keadaan ku ke kondisi normal seperti dulu, kedua kaki yang mampu untuk menopang tubuhku dengan sempurna. Setahun dengan sejuta angan-angan dan harapan terpendam yang ingin kucapai……..Dan harapan itu kini mulai tampak, Sang Maha Pemberi Kekuatan lagi-lagi memberiku kekuatan dan kemurahan-Nya. InsyaALLAH beberapa bulan lagi aku akan melanjutkan aktivitas di kampus, melanjutkan pendidikan Stata 2 yang sempat tertunda…Meskipun kedua kaki ini belum begitu kuat tapi aku yakin ALLAH akan memberi kekuatan saat hamba-Nya membutuhkan dan ku tak pernah ragu akan hal itu karena Dia lebih mengetahui apa yang dibutuhkan dan terbaik untuk hamba-Nya. Mohon do’anya yahhhhh…semoga nanti berjalan lancar dan selalu diberi kesehatan J.

Mungkin hanya ini dulu yang dapat kuceritakan tentang diriku….panjang juga ya? Padahal tadi niatnya cuma mau singkat-singkat saja. Masih banyak malah yang ingin kuceritakan, tapi nanti saja lah di tulisan berikutnya………

See ya..

Nge-Blog = Berekspresi???

Hmmm…mungkin ini yang akan kutuangkan di tulisan pertamaku di blog ini. ”Berekspresi”, sesuatu yang kadang sulit kulakukan, bukan karena tidak ingin tapi aku memang bukan tipe orang yang senang mengekspresikan perasaanku. Semua perasaanku (senang, sedih, lagi mood atau gak mood, dll) berhasil kusimpan untuk diriku sendiri tanpa harus selalu membaginya dengan orang-orang di sekitarku. Sebagian besar orang-orang yang telah mengenalku sangat dekat mengatakan kalau aku ini tipe orang yang pendiam, tak banyak bicara, dan cenderung menutup diri (tapi gak juga sich, buktinya aku punya banyak teman koq…hehehe), dan melalui blog ini, aku akan mulai sedikit berekspresi disamping mengalirkan hobby menulis…. Jadi jangan heran kalau isinya seperti gado-gado hehehe…

Sampai jumpa di tulisan berikutnya 